Senin, 24 Oktober 2011

Telematika pada bidang e-business

Nama : Indra Dahna C
NPM : 11108013

Apa itu telematika? Mendengar istilah telematika mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Atau bahkan jika mendengar istilah tersebut otak kita langsung tertuju pada satu nama. Hahaha… Tapi terlepas dari semua itu, berdasarkan hasil searching di mbah google ada banyak banget pengertiannya yang rata2 bisa dibilang hampir sama alias mirip. Menurut hasil rujukan dari Wikipedia, dimana definisi Telematika adalah “singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika sebagai wujud dari perpaduan konsep komputasi dan komunikasi.” Dan arti dari Telekomunikasi itu sendiri adalah adalah teknik pengiriman atau penyampaian informasi, dari suatu tempat ke tempat lain. Sedangakan Informatika adalah kumpulan disiplin sains dan rekayasa yang secara khusus menangani masalah transformasi atau pengolahan fakta berlambang (data atau informasi) dengan menggunakan fasilitas mesin otomatika (komputer). Tetapi penulis mendapat referensi lain mengenai definsi telematika, yakni “Telematika adalah sebuah jurusan ilmu campuran antara telepati dan telekomunimatematika. Yaitu ilmu yang mempelajari cara memasukan atau meyakinkan orang lain tentang suatu ide/hal dengan cara telepati melalui bahasa-bahasa yang menjurus ke telekomunikasi dan matematika untuk menyatakan bahwa hal tersebut asli atau sebuah rekayasa”.

Istilah Telematika sering digunakan untuk beberapa macam bidang, contohnya adalah:

Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi.
Contonya yaitu: e-business, e-commerce, e-government, e-health, e-education dan lain-lain

Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
Pendayagunaan ICT pada masa sekarang ini sudah dapat dikatakan maju. Bisa kita ambil contoh, misalnya saja sekarang ini penerapan telematika pada lingkungan pemerintahan. Dengan adanya internet sebagai media informasi dan komunikasi dapat menciptakan aplikasi e-government yang mana dapat memudahkan dalam hal administrasi dan pelayanan publik. Sekarang masyarakat tidak perlu dibuat khawatir lagi dengan system pelayan publik yang konvensional dan terkesan ribet dan amburadul. Dengan adanya e-government pelayan publik seperti registrasi kependudukan, termasuk Kartu Tanda Penduduk Nasional (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM), dan paspor menjadi lebih efisien.

Lalu contoh lain penerapan telematika pada dunia bisnis atau lebih dikenal dengan istilah e-business. Di jaman serba digital sekarang ini, e-business sangat berperan penting bagi para pebisnis dalam kelancaran bisnis mereka.

Berikutnya contoh lain penerapan telematika yaitu pada dunia trading alias perdagangan. Penggunaan internet sebagai media informasi dan telekomunikasi sekarang ini kian pesat. Masyarakat kini tak canggung lagi menggunakan media internet untuk bertransaksi jual-beli. Dengan adanya e-commerce ini, sangat memudahkan kita sebagai konsumen atau sebagai penjual untuk bertransaksi meski tidak bertatap muka langsung. Hadirnya e-commerce secara tak langsung membawa kita ke peradaban modern. Kini kita sebagai kaum urban yang hidup di kota Metropolitan yang semrawut dan penuh dengan hiruk pikuk kegiatan bisnis sangat jarang mempunyai waktu luang untuk berbelanja. Tetapi dengan e-commerce kegiatan itu pun kini sangat mungkin terjadi.

Selanjutnya adalah contoh penerapan telematika pada dunia pendidikan. Pada zaman globalisasi seperti ini, pola penyampaian materi pelajaran pada siswa kini tidak lagi dengan metode yang konvensional. Sekarang semakin banyak sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang menerapkan e-education atau e-learning pada lembaganya. Dengan penerapan e-education atau e-learning ini, dapat memberi bekal dan mempersiapkan para siswa untuk siap menghadapi tantangan zaman yang semakin hari semakin maju.

Demikian di atas adalah beberapa contoh penerapan telematika dalam berbagai bidang. Kini mari kita bahas telematika sebagai bagian dari ilmu pengetahuan. Perkembangan zaman yang diiringi dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat, dapat menimbulkan dampak positif dan juga negatif. Imbas negatif dari perkembangan zaman ini lebih cenderung mengarah kepada pelanggaran pidana. Untuk itu, Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang khusus mengatur kejahatan di dunia maya (cybercrime) dibuat. Berdasarkan dinamika di atas, maka muncul lah cabang ilmu Komputer Forensik.

Komputer forensik adalah salah satu cabang ilmu forensik yang berkaitan dengan bukti legal yang ditemui pada komputer dan media penyimpanan digital. Komputer forensik dapat diartikan sebagai pengumpulan dan analisis data dari berbagai sumber daya komputer yang layak yang nantinya akan diajukan dalam sidang pengadilan.

Komputer forensik tidak hanya digunakan untuk menangani kasus kriminal yang melibatkan hukum, tetapi dapat juga dimanfaatkan untuk keperluan rekonstruksi perkara insiden keamanan komputer, upaya pemulihan kerusakan sistem, pemecahan masalah yang melibatkan hardware ataupun software, dan dalam memahami sistem atau berbagai perangkat digital agar mudah dimengerti.

Komputer forensik dapat dispesifikasikan menjadi beberapa bagian, seperti disk forensic, system forensic, network forensic dan internet forensic. Berdasarkan hal tersebut, baru-baru ini salah satu produsen notebook terbesar di dunia “DELL” memperkenalkan solusi layanan keamanan Digital Forensik yang dapat mempercepat pemeriksaan bukti-bukti digital dalam perkara hukum.

Solusi itu dilatar belakangi oleh tingginya tingkat kejahatan yang meninggalkan bukti-bukti digital dan bukti diigital itu kerap sekali menjadi kendala bagi aparat penegak hukum untuk dianalisa secara cepat dan akurat. Ponsel, komputer dan perangkat elektronik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan pelaku tindak pidana, ini berarti penyidik dituntut untuk menganalisa alat bukti digital itu dengan tepat serta akurat.

Layanan baru ini menjalankan tool-tool forensik sebagai ring-fenced sessions yang aman pada saat analisis, melindungi mereka dari efek malicious code dan kasus-kasus yang sudah selesai akan tersimpan dalam data centre juga dilengkapi oleh sistem back up, recovery, dan pengarsipan yang dapat menggandakan data jika terjadi kecelakaan pada data centre. Solusi ini tidak hanya untuk polisi dan badan intelijen tapi perusahaan corporate juga dapat menggunakan solusi ini.

Setelah kita mengetahui segala seluk beluk dunia telematika, mungkin diantara anda ada yang berkeinginan untuk menjadi pakar telematika? Ternyata ada loh lembaga yang khusus mensertifikasi keahlian dalam bidang telekomunikasi, multimedia dan informatika untuk dapat memiliki sertifikat kompetensi dalam profesinya. Jadi sekarang profesi di bidang telematika sudah berstandar kompetensi kerja nasional. Apalagi jika anda menjadi seorang pakar telematika, pokoknya kalau menjadi seorang pakar telematika maka anda akan sering muncul di tivi-tivi dan bersandingan dengan artis-artis. Tugas anda sebagai seorang pakar telematika adalah menyatakan asli atau rekayasa. That’s it! Seperti layaknya hakim bicara bersalah atau tidak bersalah. Sebuah autoritas yang besar dan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai keahlian dan kehandalan khusus. Hanya sedikit saja orang yang bisa melihat sebuah file itu asli atau rekayasa. Jadi bagaimana tertarik jadi pakar telematika ?


sumber : http://kiddiescode.wordpress.com/2010/11/10/telematika-dalam-dunia-bisnis/
http://en.wikipedia.org/wiki/Business
http://therealitystoryoflife.blogspot.com/

Jumat, 07 Oktober 2011

TELEMATIKA

1.Konsep / Teori Telematika
Telematika adalah singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika, yang di mana pengertian Telematika sendiri lebih mengacu kepada industri yang berhubungan dengan penggunakan komputer dalam sistem telekomunikasi.

2.Contoh Telematika
-E-commerce
Prinsip e-commerce tetap pada transaksi jual beli. Semua proses transaksi perdagangan dilakukan secara elektronik. Mulai dari memasang iklan pada berbagai situs atau web, membuat pesanan atau kontrak, mentransfer uang, mengirim dokumen, samapi membuat claim.
- E-learning
Globalisasi telah menghasilkan pergeseran dalam dunia pendidikan, dalri pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Di Indonesia sudah berkembang pendidikan terbuka dengan modus belajar jarah jauh (distance lesrning) dengan media internet berbasis web atau situs. seperti kampus saya, gunadarma e learning di lakukan oleh para dosen yaitu v-class/ virtual class.

3.Pengembangan telematika
di indonesia perkembangan telematika bisa di urutkan dari mulai dari radio, telegrap, dan telepon, televise, satelit telekomunikasi, hingga ke internet dan perangkat multimedia tampil dan berkembang di Indonesia.

sumber : wikipedia

Senin, 23 Mei 2011

Pengintegrasian Teknologi Informasi dalam Kelas

Google : Korpus Raksasa Sanding Kata dalam Pemelajaran dan Pengajaran BIPA

Makalah ini memiliki topik yang kurang jelas yaitu pada kata 'kelas'. Karena kata 'kelas' Yang bisa berarti suatu lingkungan sekolah atau bisa juga berarti pengelompokan suatu data atau benda. Pada bagian judul terdapat kesalahan dalam struktur ejaan yang bertuliskan “pemelajaran” seharusnya di tulis pembelajaran , judul yang seharusnya adalah “Google sebagai korpus raksasa sanding kata dalam pembelajaran dan pengajaran BIPA”. Lalu pada bagian pendahuluan terdapat ketidakseimbangan antar kalimat yaitu pada kalimat yang terdapat dua kali penyebutan ‘atau’ yang berakibat ketidakseimbangan dalam suatu kalimat..Pada bagian tengah pendahuluan juga terdapat kesalahan dalam struktur ejaan kalimat yang tertulis ‘berterima’ harusnya ditulis ‘diterima’ karena dalam kalimat tersebut subjek sedang dalam posisi pasif. Selanjutnya pada kalimat ‘Belakangan para pendidik bahasa memomulerkan konsep ini’ terdapat kesalahan penyusunan kalimat, seharusnya kalimat berbunyi ‘Belakangan ini para pendidik bahasa mempopulerkan konsep ini’. Lalu pada kalimat ‘Idiom adalah ungkapan yang kalau diterjemahkan’ terdapat kesalahan dalam pemilihan kata, seharusnya kata ‘kalau’ digantikan dengan ‘jika’. Kemudian pada bagian tinjauan pustaka telah terjadi penggunaan bahasa yang tidak tepat dan penulisan kalimat yang terlalu panjang (tidak ada subjek dan predikat), dan juga penyebutan sumber artikel berungkali sangat tidak efisien. Pada bagian tinjauan pustaka ini juga terdapat kesalahan dalam struktur eja kalimat, yaitu pada kalimat ‘berterima’ harusnya ditulis ‘diterima’. Dan juga pada bagian ini juga terdapat kesalahan dalam penyusunan kalimat, yaitu pada kalimat ‘tidak lazim atau bahkan tidak’ seharusnya tidak perlu ditambahakan kata’bahkan’ karena penggunaan kata ini hanya akan mengaburkan arti dalam suatu kalimat. Pada bagian isi di makalah ini, kita juga akan menganalisis setiap kalimat di setiap alinea. Contohnya pada kalimat ini ‘Jika pemelajar hendak mengetahui kata apa saja dapat jatuh sebelum’ terlihat terdapat kesalahan dalam pemilihan kata, yaitu pada kata’dapat jatuh’ dapat digantikan dengan kata ‘tepat’ dan juga pada bagian isi ini terdapat penggunaan bahasa yang terlalu panjang seperti pada kalimat ‘. Tingkat kewajaran sanding kata penutur asli menurut Google’ hal ini sungguh tidak efisien dan alangkah lebih baik jika di tulis ‘Tingkat kewajaran sanding kata menurut Google’. Lalu kita akan menganalisis didalam bagian kesimpulan, pada bagian ini ditemukan kesalahan penyusunan kalimat pada kalimat’ penting dicatat bahwa semakin baik pengetahuan awal bahasa Indonesia pemelajar BIPA’ seharusnya ditulis ‘penting dicatat bahwa semakin baik pengetahuan awal bahasa Indonesia yang dimiliki pemelajar BIPA . Selanjutnya juga ada kesalahan pemilihan kata yang terdapat dalam kalimat ’Pemelajar dan guru bahasa Indonesia untuk pemelajar asing dapat menggunakan korpus dalam Google’ seharusnya kata ‘pemelajar’ digantikan dengan ‘pengajar’ dan kesalahan pemilihan kata juga terdapat pada kalimat ‘mesin pencari Google dapat menyiapkan pemelajar BIPA dengan informasi mengenai calon sanding kata yang dapat’ yaitu pada kata ‘dengan’ seharusnya menggunakan kata ‘suatu’. Yang akan menghasilkan kalimat ‘mesin pencari Google dapat menyiapkan pemelajar BIPA suatu informasi mengenai calon sanding kata yang dapat’. Pada penulisan daftar pustaka yang pertama tidak ada tanda pembatasnya antara sumber sama tahun, seharusnya sesudah penulisan kota penerbitan karya tulis tidak ada lagi penulisan kata lagi, Dan juga dalam tulisan diatas juga terdapat kesalahan penempatan kata yang tertukar antara lain kata yang berfungsi penunjuk penerbit tertukar posisinya dengan kata yang berfungsi sebagai penunjuk kota penerbit .